TUGAS 3 REKAYASA KEBUTUHAN

TUGAS 3 REKAYASA KEBUTUHAN (D)

SISTEM MCAS



Pada tugas kali ini kami di minta untuk menganilis sistem MCAS.

1. Latar Belakang

Di balik pengenalan sistem MCAS pada Boeing 737 MAX adalah perilaku serupa pada seri pesawat  generasi sebelumnya,  Boeing 737 NG. Selama tes penerbangan MAX ini, Boeing menemukan bahwa posisi dan ukuran mesin yang lebih besar cenderung mendorong hidung pesawat ke atas selama manuver tertentu. Oleh karena itu, Boeing memutuskan untuk  melawan tren ini dengan sistem MCAS, karena mendesain ulang struktur utama bisa sangat mahal dan memakan waktu. Tujuan Boeing adalah untuk mensertifikasi MAX  sebagai versi lain dari 737. Hal ini memungkinkan maskapai penerbangan tertarik untuk mengurangi biaya pelatihan pilot. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) telah menyetujui permintaan Boeing untuk menghapus deskripsi MCAS dari buku pegangan pesawat. Akibatnya, pilot tidak mengetahui sistem  saat pesawat mulai beroperasi pada  2017. Dan kita dapat menyimpulkan bahwa sistem MCAS ini adalah fungsi otomatis daripada manual.

2. Sistem MCAS

Sebelum masuk ke analisis sistem MCAS  pesawat Boeing, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu sistem MCAS. MCAS adalah singkatan dari Maneuvering Characteristics Auxiliary System atau Maneuvering Characteristics Auxiliary System. Sistem MCAS adalah  perangkat lunak yang bekerja dengan sensor angle of attack (AOA)  di  kiri dan kanan depan pesawat dan memiliki kemampuan untuk menentukan apakah pesawat mogok. MCAS juga dikenal dengan kemampuan anti-stallnya. Secara umum, sistem MCAS  adalah program stabilisasi penerbangan dalam penerbangan pertama yang dikembangkan dan  diperkenalkan oleh Boeing pada pesawat seri  Boeing 737 Max. Sistem tersebut dikenal luas tidak hanya oleh industri penerbangan tetapi juga masyarakat umum, seperti kecelakaan Lion Air JT610 pada 29 Oktober 2018 yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat, total 189 orang di Jakarta. . jalur Pancarpinan. Dan lima bulan kemudian, jenis pesawat  yang sama, Ethiopian Airlines Boeing 737 Max, mengalami kecelakaan yang sama setelah lepas landas.

3. Cara Kerja Fitur MCAS

Jika sensor AOA  terlalu besar, dapat menyebabkan pesawat berhenti dan mengaktifkan MCAS. Fitur MCAS ini tetap aktif meskipun pesawat  dalam mode manual (autopilot off). Sistem MCAS  menurunkan hidung pesawat dengan  mengatur dial (trim) sehingga horizontal stabilizer (sayap kecil di ekor pesawat) berputar dan menurunkan hidung pesawat. Sistem MCAS ini menjadi aktif ketika: 

 -  Sudut serangan besar 
 -  Autopilot mati 
 -  Tutup (sirip tambahan di sayap) tidak menonjol 
 - Jika angle of attack dikurangi terlalu tajam (pitch) 
 atau pilot oversteers (mengambil kendali) dengan trim manual, sistem MCAS baru akan dinonaktifkan.

Oleh karena itu, sesuai dengan rekomendasi Boeing yang dikeluarkan setelah kecelakaan Lion Air JT610 dan Ethiopian Airlines, pilot menyesuaikan trim melalui tombol listrik di roda kemudi atau secara manual jika terjadi angle of attack yang tidak normal. Jika siklus berlanjut, Boeing akan menginstruksikan pilot untuk mematikan trim stabilizer  melalui sakelar yang disediakan dan membiarkannya selama penerbangan. Menurut KNKT, dalam kasus jatuhnya Lion Air JT610, penyebab kecelakaan itu bukan hanya satu, tetapi banyak faktor yang menyebabkan terganggunya sistem penerbangan pesawat. Kegagalan kemampuan otomatisasi (MCAS) 737 MAX dan sensor AOA Lion Air JT610 adalah dua dari banyak faktor lain yang sedang diselidiki KNKT.

4. Analisa Masalah MCAS

a).  Kurangnya pendidikan dan pelatihan untuk sistem baru 

Salah satu alasan sistem kontrol MCAS menabrakkan pesawat adalah karena Boeing tidak memiliki dokumentasi dan pelatihan untuk krunya, terutama pilot. Beberapa pilot mengaku tidak mengetahui keberadaan sistem pada Boeing 737 Max tersebut. Dokumentasi dan pelatihan adalah contoh persyaratan non-fungsional yang harus dipenuhi Boeing, karena wajib memperkenalkan fitur baru yang diumumkan Boeing kepada pilot. Lepas landas tentang pesawat terlebih dahulu.
 
b). Desain sistem MCAS yang tidak tepat 

 Berikut ini menjelaskan  desain MCAS yang bermasalah. 
- Pertama, sistem dipicu tanpa redundansi oleh sinyal dari sensor tunggal, Angle of Attack Vane (AOA). - Kedua, MCAS dimaksudkan untuk aktif dalam situasi ekstrim yang jarang terjadi, tetapi dirancang untuk memungkinkan MCAS diaktifkan berulang kali jika baling-baling AOA tetap rusak.  
- Ketiga, sistem memperoleh hak istimewa yang tidak perlu. MCAS dapat menggerakkan ekor secara horizontal dan menekan hidung jet  dengan kekuatan yang cukup untuk menangani perintah yang bertentangan dari pilot yang menarik kembali tongkat kendali. 
- Keempat, Boeing berasumsi bahwa dalam empat detik pilot mengerti apa yang salah dan merespons dengan tepat. 

 

Comments

Popular Posts